Kehidupan dan Pengaruh Pergerakan dari Prof. Mr. Soemantri Praptokoesoemo

Prof. Mr. Soemantri Praptokoesoemo atau Prof. Mr. H. Raden Mas. Soemantri Praptokoesoemo / Soemantri Praptokoesoemo / Prof. Mr. Sumantri Praptokusumo / Mr. Sumantri Praptokusumo / Mr. Soemantri Praptokusumo /Prof. Sumantri Praptokusumo S.H. / Prof. Soemantri Praptokoesoemo S.H. (12 Juni 1912 – 13 Maret 1992) lahir di Kranggan, Temanggung, merupakan seorang Tokoh Pejuang Kemerdekaan, Pekerja sosial, Akademikus, Sosiolog dan Teknokrat/Teknokrasi.

Soemantri Praptokoesoemo adalah anak tertua dari seorang adik perempuan dan seorang adik laki-laki. Tiga bersaudara ini masih kecil-kecil ketika mereka menjadi yatim. Setelah ayahnya meninggal, mereka dibawa ibunya ke Madiun dan diserahkan kepada pamannya yang seorang Bupati Wonosobo.

Ia disekolahkan di Inlandsche School selama satu tahun. Kemudian ia pindah ke Blora Kabupaten Blora mengikuti pamannya yang seorang Adjunct Djaksa. Disana ia di masukkan ke HIS Hollandsch-Inlandsche School dan tamat pada tahun 1926.

Kenangan yang membekas dalam ingatan Soemantri Praptokoesoemo kecil adalah dimana ia menyaksikan pamannya yang harus menyembah dan mlaku ndhodhok Berjalan jongkok di hadapan residen Belanda supaya ia dapat izin masuk sekolah tersebut. Kenangan ini yang membuat ia tidak berminat menjadi pamong praja dan tidak mau masuk OSVIA Opleiding School Voor Inlandsche Ambtenaren dan memilih MULO Meer Uitgebreid Lager Onderwijs di Surabaya (1926-1930), karena ia bercita-cita menjadi hakim. Cita cita ini timbul karena ia melihat bahwa kedudukan hakim tidak berada di bawah residen sehingga tidak perlu menyembah residen.

Sejak di MULO, ia telah mendapat pengaruh dari Orang Pergerakan Nasional melalui pidato-pidato dari Orang Pergerakan. Terutama karena ia merasa adanya diskriminasi terhadap murid-murid yang masuk MULO dari HIS, yang mana harus memulai dari ELS Europeesche Lagere School. Pengaruh itu membawa ia dan kawan-kawan mendirikan perkumpulan anak-anak Indonesia yang bersekolah di MULO, dimana Ia menjadi Wakil Ketua I.M.V Indonesische MULO Vereeniging. Selain itu, ia juga bergabung menjadi anggota organisasi Jong Java.

Setelah tamat dari MULO, ia di pindah ke Kota Bandung dan bersekolah di AMS Algemeene Middelbare School setingkat SMA. Di sekolah ini minatnya kemudian berkembang terhadap mata pelajaran bahasa dan bahasa asing. Ia sangat tertarik terhadap bahasa Perancis, dikarenakan bahasa Perancis merupakan bahasa diplomasi pada masa itu.

Pengaruh orang-orang Pergerakan terhadap pendidikannya didapat melalui kursus-kursus yang di berikan oleh mahasiswa-mahasiswa Rechtshoogeschool te Batavia di Jakarta yang datang ke Kota Bandung, terutama dari Mohammad Yamin. Kemudian ia menjadi anggota Pengurus Indonesia Moeda di Bandung.

Keinginannya untuk melanjutkan dan memperdalam bahasa Perancis di Negara Prancis dan negara Belanda tidak dapat terlaksana, karena ia tidak berhasil mendapatkan Beasiswa. Karena itu ia terpaksa masuk Rechtshoogeschool te Batavia dan memilih jurusan Sociologisch Economissch dan selesai pada tahun 1942 dengan judul Skripsi De Sociaal Economische Toestand Van De Desa Plered (Purwakarta) – Met Nadruk op de Keramische Industrie artinya Keadaaan Sosial-ekonimis desa Plered (Purwakarta) dengan menekankan pada kerajinan usaha keramik.

Selama menjadi mahasiswa, ia tinggal bersama pamannya yang berdomisili di kota Bogor. Ia juga bergabung dalam organisasi Unitas Studiosorum Indonesiesis (USI), juga Jong Java dan Perhimpoenan Peladjar-Peladjar Indonesia (PPPI)

sumber : id.wikipedia.org/wiki/Soemantri_Praptokoesoemo